Beberapa Hal yang bisa Mengancam Ekositem Laut

Beberapa Hal yang bisa Mengancam Ekositem Laut – Dengan 72% permukaan Bumi tertutup lautan, ekosistem laut membentuk 99% habitat layak, menjadikannya kunci kehidupan di planet kita.

Lautan, sebagai pengendali iklim alami, menyerap karbon dioksida (CO2) yang terlarut dalam air.Menurut data dari CSIRO, lautan menyerap 30% emisi karbon manusia, menjadikannya kunci dalam meredam dampak perubahan iklim global.

Dalam hal ini, lautan tidak hanya menghasilkan 50% oksigen Bumi, tetapi juga menyediakan sumber pangan utama bagi dunia dan menjadi jalur perdagangan global, yang menghubungkan negara-negara di seluruh penjuru bumi, memainkan peran krusial dalam ekonomi dan kehidupan manusia.

Perubahan Pemanasan Global 

Makin menipisnya lapisan ozon merupakan ancaman serius, khususnya Mengancam Ekositem Laut, karena meningkatkan pemanasan global. Dampak ini memperburuk kondisi habitat laut, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan mengancam kehidupan organisme yang bergantung pada lingkungan tersebut.

Peningkatan suhu udara yang semakin panas menyebabkan es di kutub mencair, mengakibatkan volume air laut naik. Naiknya permukaan laut ini berisiko memicu banjir di wilayah pesisir dan bahkan bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, mengancam kehidupan serta ekosistem di daerah tersebut.

Selain itu, pemanasan global menaikkan suhu dan keasaman air laut, menyebabkan terumbu karang memutih dan rusak. Akibatnya, banyak organisme laut mati, mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem laut yang berbahaya bagi keanekaragaman hayati dan kelangsungan kehidupan di lautan.

Pemakaian Plastik jadi Polusi Berbahaya

Sampah plastik seperti botol dan kantong kresek di laut menciptakan polusi serius, Mengancam Ekositem Laut dan kematian bagi banyak organisme laut. Akibatnya, ekosistem laut terganggu dan keseimbangan kehidupan di wilayah pesisir terancam.

Polusi plastik tak hanya mencemari wilayah pesisir akibat pembuangan sampah sembarangan, tetapi juga mencapai Palung Mariana yang memiliki kedalaman 11 kilometer. Ancaman ini dapat menyebabkan kepunahan banyak spesies organisme laut, menunjukkan betapa besarnya bahaya yang mengintai kehidupan bawah laut kita.

Menhambat Ekosistem karna Pertambangan Minyak dan Gas

Kegiatan menambang minyak dan gas alam di dasar laut serta pengeboran sangat rentan merusak ekosistem laut. Selain itu, aktivitas ini sering menimbulkan tumpahan minyak yang mencemari perairan, mengancam kehidupan laut, dan merusak keseimbangan ekosistem bawah laut. Dampak ini dapat menghancurkan habitat kritis dan mengganggu rantai makanan, merugikan kesehatan lingkungan laut secara keseluruhan.

Laporan GESAMP menyebutkan sekitar 6,44 juta ton hidrokarbon mencemari lautan setiap tahun, merusak ekosistem laut secara signifikan. Jumlah ini menggambarkan tingkat pencemaran serius yang memengaruhi kesehatan ekosistem laut di seluruh dunia.

Tumpahan minyak dapat disebabkan oleh kecelakaan kapal tanker, pengeboran lepas pantai, atau proses pengolahan di kapal. Polusi ini merusak ekosistem sekitar dengan cepat, mencemari perairan dan mengancam kehidupan laut, menciptakan dampak lingkungan yang langsung dan merusak.

Dalam jangka pendek, polutan minyak dapat merusak membran sel biota laut, menyebabkan mereka menyerap molekul hidrokarbon. Akibatnya, organisme laut menghadapi kematian akibat kekurangan oksigen, keracunan karbon monoksida, dan paparan bahan toksik yang mematikan.

Dalam jangka panjang, polutan minyak menyebabkan biota laut menyerap unsur berbahaya, yang kemudian menyebar melalui rantai makanan. Dampaknya menjalar ke berbagai organisme, memengaruhi seluruh ekosistem laut dan menciptakan risiko kesehatan yang luas bagi kehidupan di bawah permukaan.

Metode Penangkapan Ikan Secara Liar

Penangkapan ikan liar sering mengakibatkan penangkapan berlebihan akibat ketidakpedulian nelayan yang hanya fokus pada keuntungan. Praktik ini tidak hanya merusak populasi ikan tetapi juga mengancam keseimbangan ekosistem laut, berpotensi menghancurkan sumber daya laut yang vital dan merusak.

Padahal, tindakan tersebut berisiko menyebabkan kepunahan beberapa spesies ikan dan merusak ekosistem laut. Hilangnya ikan tertentu mengganggu rantai makanan, mengakibatkan kekurangan sumber makanan bagi predator, dan secara keseluruhan menghancurkan keseimbangan ekologis yang vital bagi kesehatan laut.

Pola Pengunjung Pariwisata yang Semena-Mena

Berbagai destinasi wisata masih menghadapi tantangan dalam pengelolaan lingkungan hidup, yang sering berujung pada kerusakan habitat alami dan penumpukan sampah dari pengunjung. Penanganan yang kurang memadai mengancam keindahan alam dan ekosistem, mengabaikan tanggung jawab kita untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Terumbu karang dari Hong Kong hingga Honolulu kini menjadi saksi bisu kehancuran ekosistem laut akibat pariwisata pantai yang kurang bertanggung jawab. Kerusakan ini menggambarkan dampak pariwisata yang tidak berkelanjutan, merusak keindahan bawah laut dan memengaruhi keseimbangan lingkungan maritim kita.

Pengasaman Laut

Perubahan iklim memicu pengasaman laut, di mana aktivitas manusia meningkatkan penyerapan karbon dioksida dari atmosfer. Proses ini menurunkan pH air laut, membuatnya lebih asam dan berpotensi merusak ekosistem laut yang membutuhkan keseimbangan kimia stabil.

Pengasaman laut menghambat pertumbuhan fitoplankton, Perna viridis, dan Thalassia hemprichii, serta mengganggu ikan yang sulit mendeteksi predator. Dampak ini menciptakan ketidakseimbangan ekologis yang memperburuk kondisi kehidupan bawah laut secara keseluruhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *